PENDAHULUAN
Kata ‘listrik’ (electric) berasal dari kata electron yang dalam bahasa Yunani berarti batu ambar/amber. Amber adalah pohon damar yang membatu. Gejala kelistrikan pertama kali diselidiki oleh salah satu ilmuwan Yunani Kuno, yaitu Thales of Miletus (625 – 547 SM). Ia menggosokkan batu amber pada sepotong kain wol dan mendekatkannya pada benda ringan seperti bulu ayam, ternyata bulu ayam terbang dan menempel di batu amber.
PENGENALAN ATOM
Atom adalah bagian terkecil dari suatu unsur yang masih memiliki sifat unsur tersebut.
Atom terdiri atas: Inti atom (nucleon/nucleus), yang terdiri dari: Proton, Neutron/Netron, dan Elektron yang bergerak mengelilingi inti atom.
Proton, electron, dan neutron disebut juga sub atom.
Proton bermuatan listrik positif, elektron bermuatan listrik negatif, dan neutron tidak bermuatan (netral).
Dalam satuan SI, muatan listrik menggunakan satuan Coulomb [C]. • Besar muatan proton = +1,6 x 10-19 C • Besar muatan elektron = -1,6 x 10-19 C
Elektron suatu atom dapat berpindah ke atom lain, tetapi proton sangat sukar berpindah.
•Muatan suatu atom ditentukan oleh jumlah proton dan jumlah elektron. •Benda bermuatan positif jika jumlah elektron lebih sedikit dari jumlah proton/kekurangan elektron. •Atom bermuatan negatif jika jumlah elektron lebih banyak dari jumlah proton/kelebihan elektron.
RUMUS MUATAN LISTRIK
Besarnya muatan listrik suatu benda dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
q=n.e
q = besar muatan listrik n = banyak elektron e = besar muatan elektron
Contoh soal:
Sebuah benda yang mula-mula netral melepaskan 1 juta elektron, berapakah muatan benda sekarang? •Dik : n = 106 •Dit : q? •Peny. : q = n e q = 106 x 1,6 x 10-19 q = 1,6 x 10-13 C
Sebuah benda memiliki muatan sebesar -6,4 µC. Berapakah banyak elektron yang dilepaskan/diterima benda tersebut? Dik : q = 6,4 µC = 6,4 x 10-6 C Dit : n ? Peny. : n = q : e n = 6,4 x 10-6 : 1,6 x 10-19 n = 4 x 1013 elektron (diterima benda)
INDUKSI LISTRIK
Ada tiga cara membuat sebuah benda netral menjadi bermuatan listrik, yaitu dengan cara: 1.Menggosok / gesekan 2.Konduksi 3.Induksi listrik.
Memberi Muatan Dengan Menggosok
Lihat gambar berikut!
Wol dan ebonit masing-masing tidak bermuatan listrik. Apa artinya? Wol dan ebonit mempunyai jumlah muatan (+) sama dengan jumlah muatan (–) . Sebagai contoh: -Pada wol terdapat: 7 proton dan 7 elektron -Pada ebonit terdapat: 3 proton dan 3 elektron
Ketika kamu menggosokkan wol pada ebonit, sejumlah elektron akan pindah dari wol ke ebonit. Sekarang wol kekurangan muatan (–) sehingga bermuatan positif, dan ebonit kelebihan muatan (–) sehingga bermuatan negatif.
KESIMPULAN
Sekarang kedua benda (wol dan ebonit) bermuatan listrik dengan jenis muatan yang berbeda. Hal ini dikarenakan pada saat penggosokan terjadi perpindahan elektron.
CONTOH LAIN
Contoh benda bermuatan listrik positif adalah batang kaca yang digosok dengan kain sutera, karena elektron berpindah dari batang kaca ke kain sutera.
Contoh benda bermuatan listrik negatif adalah batang plastik atau ebonit yang digosok dengan kain wol, karena elektron berpindah dari kain wol ke batang plastik atau ebonit.
Memberi muatan secara Konduksi
Bahan konduktor dapat diberi muatan listrik dengan cara konduksi. Bahan konduktor adalah bahan tertentu yang memungkinkan sejumlah elektron mengalir secara bebas pada keseluruhan bahan.
Hampir semua jenis logam, seperti perak, aluminium, dan tembaga adalah konduktor yang baik. Hampir semua bahan nonlogam, kecuali karbon, sangat sukar atau bahkan sama sekali tidak menghantarkan muatan listrik (isolator).
Mengapa bahan konduktor mudah menghantarkan listrik sedangkan bahan isolator sukar menghantarkan listrik?
Bahan konduktor mudah menghantarkan listrik karena banyak terdapat elektron bebas, sedangkan pada bahan isolator terdapat sedikit elektron bebas.
Bahan isolator dapat diberi muatan listrik dengan cara menggosok, sedangkan bahan konduktor dapat diberi muatan listrik dengan cara konduksi.
Muatan listrik yang dihasilkan dengan cara konduksi adalah sejenis dengan muatan listrik yang mengkonduksinya.