A. Materi UTBK-SBMPTN 2022
Ada perubahan soal UTBK di tahun 2022 ini yaitu dengan penambahan Materi Tes Kemampuan Bahasa Inggris, sehingga siswa perlu mempersiapkan diri untuk hal tersebut. Dengan demikian sudah ada 3 kelompok materi yang akan diujikan pada UTBK-SBMPTN 2022, yaitu:
- Tes Potensi Skolastik (TPA)
TPS mengukur Kemampuan Kognitif yang dianggap penting untuk keberhasilan di sekolah formal, khususnya pendidikan tinggi. Dalam TPS yang akan diuji adalah Kemampuan Penalaran Umum, Kemampuan Kuantitatif, Pengetahuan dan Pemahaman Umum, serta Kemampuan Memahami Bacaan dan Menulis. Kemampuan kuantitatif akan mencakup Pengetahuan dan Penguasaaan Matematika Dasar.
2. Tes Kemampuan Bahasa Inggris
Mengukur kemampuan Bahasa inggris yang diperlukan untuk mendukung pembelajaran di perguruan tinggi.
3. Tes Kemampuan Akademik (TKA)
Mengukur pengetahuan dan pemahaman keilmuan yang diajarkan di sekolah dan diperlukan untuk seseorang dapat berhasil dalam menempuh pendidikan tinggi. TKA juga mengukur kemampuan kognitif yang terkait langsung dengan konten matapelajaran yang dipelajari di sekolah. Penekanan tes adalah pada Higher Order Thinking Skills (HOTS).
B. Kelompok Ujian UTBK
Kelompok ujian pada UTBK dibagi menjadi 3 (tiga) sebagai berikut.
- Kelompok Ujian Sains dan Teknologi (Saintek) dengan materi ujian TPS, Bahasa Inggris, dan TKA Saintek (Matematika, Fisika, Kimia, dan Biologi). Alokasi 195 menit.
- Kelompok Ujian Sosial dan Humaniora (Soshum) dengan materi ujian TPS, Bahasa Inggris, dan TKA Soshum (Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi). Alokasi 195 menit.
- Kelompok Ujian Campuran (Saintek dan Soshum) dengan materi ujian TPS, Bahasa Inggris, TKA Saintek, dan TKA Soshum. Alokasi 285 menit.
C. Ketentuan Umum
- Materi Tes: TPS, Bahasa Inggris, dan TKA.
- Metode Tes: Ujian Tulis Berbasis Komputer
- Kelompok Ujian: Saintek atau Soshum atau Campuran
- Kesempatan Tes: setiap peserta hanya diperbolehkan mengikuti 1 (satu) kali
- Hasil Tes: Setiap peserta akan diberikan hasil tes secara individu
D. Pilihan Program Studi
Setiap siswa diperbolehkan memilih dua program studi pada satu PTN atau masing-masing satu prodi pada dua PTN.
E. Biaya UTBK
- Rp200.000,- (dua ratus ribu rupiah) untuk kelompok ujian Saintek atau Soshum.
- Rp300.000,- (tiga ratus ribu rupiah) untuk kelompok ujian Campuran.
Biaya yang sudah dibayarkan tidak dapat ditarik kembali dengan alasan apa pun.
untuk lebih jelas syarat dan ketentuannya silahkan klik Link https://ltmpt.ac.id/?mid=9#a2 atau butuh bantuan FAQ dan helpdesk klik Link https://halo.ltmpt.ac.id/helpdesk/id/folder/4/articles
Buat adik-adik yang mau mendapatkan soal-soal UTBK berikut ini kami bagikan contoh soal Tes Potensi Skolastik yaitu: Pengetahuan dan Pemahaman Umum sebagai berikut:
TPS – Pengetahuan dan Pemahaman Umum
Bacalah teks berikut untuk menjawab soal nomor 1-4!
Rasa senang dan susah dikira akan berlangsung terus. Senang dan susah itu sebuah pola jiwa yang senantiasa menyusuri hidup kita. Jadi, apabila ada pendapat rasa senang dan susah itu berlangsung lama, tentu keliru. Bukankah sudah beribu-ribu keinginan yang sudah tercapai, tetapi manusia tetap saja tidak bahagia, melainkan senang sebentar, kemudian susah lagi? Juga, sudah beribu-ribu keinginan yang tidak tercapai, tetapi ia tetap saja tidak celaka, melainkan susah sebentar kemudian senang kembali? Rasa senang dan susah, seakan telah mewarnai seni hidup kita.
Jadi, pendapat bahwa tercapainya keinginan menyebabkan rasa bahagia atau tidak tercapainya keinginan menyebabkan celaka, jelaslah keliru. Namun, setiap keinginan pasti disertai pendapat demikian. Sebagai contoh, setiap orang menginginkan sesuatu, misalnya berhajat mengawinkan anaknya dan karena ia tidak punya cukup uang, ia akan mencari pinjaman. Dalam mencari pinjaman tersebut ia merasa, “Jika usahaku untuk mencari pinjaman tidak berhasil, pastilah aku celaka dan merasa malu selamanya”. Andaikata ia gagal memperoleh pinjaman, ia tidak akan merasa celaka, melainkan hanya merasa malu sebentar.
Kemudian setelah merasa susah karena ia tidak dapat mengundang banyak orang, tidak dapat mengadakan pertunjukan wayang, dan tidak dapat mengadakan janggrungan (tarian bersama antara penari dan tetamu dalam pesta perjamuan orang Jawa), ia pun akan merasa senang lagi bahkan lega hatinya. “Wah, untunglah usahaku mencari utang tempo hari tidak berhasil. Andaikata berhasil, sekarang ini aku akan kelabakan (gelisah) mencari uang untuk membayar utang itu”. Maka jelaslah bahwa tidak tercapainya keinginan itu tidak menyebabkan orang merasa celaka.
(Endraswara, Suwardi. (2013). Ilmu Jiwa Jawa (hal. 80-81). Yogyakarta: Narasi.)
- Kalimat utama paragraf ke-1 teks tersebut adalah ….
A. Juga, sudah beribu-ribu keinginan yang tidak tercapai, namun ia tetap saja tidak celaka, melainkan susah sebentar kemudian senang kembali?
B. Jadi kalau ada pendapat rasa senang dan susah itu berlangsung lama, teranglah keliru.
C. Bukankah sudah beribu-ribu keinginan yang sudah tercapai, namun manusia tetap saja tidak bahagia, melainkan senang sebentar, kemudian susah lagi?
D. Senang dan susah itu sebuah pola jiwa yang senantiasa menyusuri hidup kita.
E. Rasa senang dan susah dikira akan berlangsung terus. - Kata wayang pada paragraf ke-3 teks tersebut berarti ….
A. boneka tiruan orang yang terbuat dari pahatan kayu atau kulit dan sebagainya
B. orang suruhan
C. mainan anak-anak yang memiliki unsur tradisional
D. orang yang memainkan seni pertunjukan wayang
E. orang yang mengatur suatu gerakan dengan sembunyi-sembunyi - Simpulan yang paling tepat berdasarkan teks tersebut adalah ….
A. Setiap manusia akan mencapai moksa melalui kebahagiaan sementara dan kesengsaraan yang tidak selamanya.
B. Jika kita mengalami kebahagiaan dalam satu hari, pastinya kita akan mengalami kesengsaraan esok harinya.
C. Jika kita mencintai seseorang tapi dia menolaknya, maka kita pasti akan bahagia di awal.
D. Seseorang tidak akan mendapatkan kebahagiaan jika tidak mengalami kesusahan.
E. Jika kita menginginkan sesuatu yang tidak bisa kita dapatkan, maka kita akan celaka - Ide pokok paragraf ke-3 teks tersebut adalah ….
A. kesenangan sementara
B. tidak tercapainya keinginan, tidak membuat celaka
C. kebahagiaan karena tidak jadi menikah
D. ketidaktentuan perasaan
E. perasaan yang campur aduk
Pahamilah teks berikut untuk menjawab soal nomor 5-8!
Suasana ini juga yang ada, ketika saya berdiri menghadapi jenazahnya di tengah malam yang dingin, di rumah lurah sebuah desa di kaki Gunung Semeru. Jenazah tersebut dibungkus oleh plastik dan kedua ujungnya diikat dengan tali, digantungkan pada sebatang kayu yang panjang. Kulitnya tampak kuning pucat, matanya terpejam dan dia tampak tenang. Saya berpikir: “Tentunya sepi dan dingin terbungkus dalam plastik itu”. Ketika jenazah dimandikan di Rumah Sakit Malang, pertanyaan yang muncul di dalam diri saya ialah apakah hidupnya sia-sia saja?
Saya sedang duduk, ketika seorang teman yang memesan peti mati pulang. Dia bertanya apakah saya punya keluarga di Malang? Saya jawab, “Tidak. Mengapa?” dia cerita, tukang peti mati ketika dia ke sana bertanya untuk siapa peti mati ini? Teman saya menyebut nama Soe Hok Gie dan si tukang peti tampak agak terkejut. “Soe Hok Gie yang suka menulis koran?” dia bertanya. Teman saya mengiyakan. Tiba-tiba, si tukang peti menangis. Sekarang giliran teman saya yang terkejut. Dia berusaha bertanya, mengapa si tukang peti menangis, tetapi yang ditanya terus menangis dan hanya menjawab “Dia orang berani. Sayang dia meninggal.”
Jenazah dibawa oleh pesawat terbang AURI, dari Malang mampir Yogya kemudian ke Jakarta. Ketika di Yogya, kami turun dari pesawat dan duduk-duduk di lapangan rumput. Pilot yang mengemudikan pesawat tersebut duduk bersama kami. Kami bercakap-cakap. Kemudian dia bertanya, “Apakah benar jenazah yang dibawa adalah jenazah Soe Hok Gie?” saya membenarkan. Dia kemudian berkata, “Saya kenal namanya. Saya senang membaca karangan-karangannya. Sayang sekali dia meninggal. Dia mungkin bisa berbuat banyak, kalau dia hidup terus”.
(Soe, Hok Gie (Eds.). (2013). Soe Hok Gie: Catatan Seorang Demonstran (hal. xxii-xxiii). Jakarta: LP3ES.)
- Pertanyaan berikut yang bisa dijawab oleh teks adalah ….
A. Siapa nama orang yang menulis teks tersebut?
B. Apa yang menjadi masalah penulis dalam membawa jenazah?
C. Bagaimana cara jenazah tersebut membuat orang sedih?
D. Kapan jenazah tersebut dibawa ke Jakarta?
E. Apa nama jalan tempat jenazah dimakamkan? - Kelemahan teks tersebut adalah ….
A. tidak memiliki kalimat yang padu
B. tidak menggunakan tanda baca secara efektif
C. tidak menyebutkan alasan mengapa penulis masih bingung dalam mencari jawaban
D. tidak menyebutkan alasan mengapa penulis masih bingung dalam mencari jawaban
E. tidak menyebutkan di mana pemakaman tersebut akan dilaksanakan - Pernyataan berikut yang sesuai dengan isi teks adalah ….
A. Jenazah tersebut dibawa pulang menggunakan pesawat terbang AURI, dari Pemalang langsung ke Jakarta.
B. Si tukang peti mati menangis karena nama Soe Hok Gie terlintas di pikiran dia.
C. Penulis menemukan jawaban mengenai pertanyaan yang ditanyakan dalam dirinya sendiri.
D. Jenazah tersebut dibawa pulang dari Malang; lalu singgah ke Yogyakarta; setelah itu ke Jakarta oleh Soe Hok Gie.
E. Jenazah Soe Hok Gie dibawa oleh kakaknya, Soe Hok Djin. - Nilai moral yang terdapat pada teks tersebut adalah ….
A. jenazah tersebut merupakan orang yang pemberani dan sangat disayangkan untuk meninggal
B. suasana hati sang penulis ketika berada di rumah lurah di kaki Gunung Semeru
C. adanya interaksi antara penulis dengan pilot yang membuat pilot tersebut turut berduka cita karena kematian Soe Hok Gie
D. tindakan seseorang yang berdampak besar akan diingat orang lain walaupun orang tersebut sudah meninggal
E. tukang peti mati terkejut ketika mendengar bahwa peti mati tersebut dipesan untuk jenazah Soe Hok Gie
Bacalah teks berikut untuk menjawab soal nomor 9-12!
Kisah para bandit dalam revolusi Indonesia ini seperti lembaran hitam dan tenggelam dalam keseluruhan cerita heroik tentang masa itu di beberapa daerah di Indonesia. Istilah bandit memiliki banyak sebutan untuk menyebutkan nama bagi mereka yang melakukan tindakan kriminal. Di masa revolusi, seperti ditunjukkan oleh Julianto, memang tidak semua pejuang adalah bandit atau tidak semua bandit adalah pejuang. Ada pejuang yang sungguh-sungguh berjuang atau bandit yang memang membandit selama masa revolusi ini.
Adapun yang menjadi latar belakang para bandit-bandit revolusi ini melakukan penggrayakan, penggedoran, penggarongan, dan penculikan adalah karena alasan politik, di samping juga ekonomi. Alasan politik dari aksi pemberontakan para bandit itu adalah penolakan terhadap kebijakan rasionalisasi pemerintahan Hatta dan kekecewaan mereka terhadap pembersihan orang-orang komunis setelah peristiwa Madiun 1948. Hal ini muncul karena adanya kebencian Hatta terhadap kaum komunis. Kebijakan yang memangkas sejumlah tentara memang telah menimbulkan kegoncangan di kalangan pejuang dan para laskar.
Sasaran dari kebijakan ini terutama adalah badan-badan perjuangan atau laskar-laskar yang tidak berdisiplin, pantang menyerah, dan tunduk begitu saja pada kebijakan ini. Para anggota badan perjuangan dan laskar-laskar inilah yang menjadi inti dari berbagai kelompok atau gerombolan benggol yang berada di sekiat Surakarta dan melakukan aksi-aksi penggedoran, penjarahan, dan pengeroyokan. Rasionalisasi telah memulangkan tentara ke masyarakat sebanyak 100.000 orang dari jumlah 463.000 tentara dan memberhentikan 80.000 tentara yang dianggap tidak profesional.
- Kalimat berikut yang termasuk fakta adalah ….
A. Alasan politik dari aksi pemberontakan para bandit itu adalah penolakan terhadap kebijakan rasionalisasi pemerintahan Hatta dan kekecewaan mereka terhadap pembersihan orang-orang komunis setelah peristiwa Madiun 1948.
B. Kisah para bandit dalam revolusi Indonesia ini seperti lembaran hitam dan tenggelam dalam keseluruhan cerita heroik tentang masa itu di beberapa daerah di Indonesia
C. Para anggota badan perjuangan dan laskar-laskar inilah yang menjadi inti dari berbagai kelompok atau gerombolan benggol yang berada di sekiat Surakarta dan melakukan aksi-aksi penggedoran, penjarahan, dan pengeroyokan.
D. Rasionalisasi telah memulangkan tentara ke masyarakat sebanyak 100.000 orang dari jumlah 463.000 tentara dan memberhentikan 80.000 tentara yang dianggap tidak profesional
E. Di masa revolusi, seperti ditunjukkan oleh Julianto, memang tidak semua pejuang adalah bandit atau tidak semua bandit adalah pejuang. - Penyebab munculnya konflik yang terdapat pada teks tersebut adalah ….
A. adanya kebencian Hatta terhadap kaum komunis
B. munculnya bandit-bandit revolusi yang melakukan penggrayakan, penggedoran, penggarongan, dan penculikan sehingga mengganggu masyarakat
C. adanya ketidakdisiplinan yang dilakukan oleh para pejuang dan laskar revolusi
D. adanya kekecewaan para pejuang dan laskar revolusi karena kebijakan rasionalisasi dan pembersihan orang-orang yang berpaham komunis yang dilakukan pada masa pemerintahan Hatta
E. adanya tindakan penggrayakan, penggedoran, penggarongan, dan penculikan yang dilakukan oleh para pejuang dan laskar revolusi dan orang yang berpaham komunis sehingga meresahkan masyarakat - Pada teks di atas, kalimat yang tidak padu terdapat pada ….
A. Hal ini muncul karena adanya kebencian Hatta terhadap kaum komunis
B. Rasionalisasi telah memulangkan tentara ke masyarakat sebanyak 100.000 orang dari jumlah 463.000 tentara dan memberhentikan 80.000 tentara yang dianggap tidak profesional.
C. Di masa revolusi, seperti ditunjukkan oleh Julianto, memang tidak semua pejuang adalah bandit atau tidak semua bandit adalah pejuang.
D. Alasan politik dari aksi pemberontakan para bandit itu adalah penolakan terhadap kebijakan rasionalisasi pemerintahan Hatta dan kekecewaan mereka terhadap pembersihan orang-orang komunis setelah peristiwa Madiun 1948.
E. Para anggota badan perjuangan dan laskar-laskar inilah yang menjadi inti dari berbagai kelompok atau gerombolan benggol yang berada di sekiat Surakarta dan melakukan aksi-aksi penggedoran, penjarahan, dan pengeroyokan - Rangkuman yang sesuai dengan teks tersebut adalah ….
A. Pada masa revolusi Indonesia, para bandit revolusi memang tidak semua pejuang adalah bandit atau tidak semua bandit adalah pejuang. Adapun alasan dari aksi pemberontakan para bandit itu adalah penolakan terhadap kebijakan nasionalisasi dan pembersihan orang-orang kapitalis pada masa pemerintahan Hatta yang telah memulangkan tentara ke masyarakat sebanyak 100.000 orang dan memberhentikan 80.000 tentara yang dianggap tidak profesional
B. Pada masa revolusi Indonesia, para bandit revolusi memang tidak semua pejuang adalah pejuang atau tidak semua bandit adalah bandit. Adapun alasan dari aksi pemberontakan para bandit itu adalah penolakan terhadap kebijakan rasionalisasi dan pembersihan orang-orang komunis pada masa pemerintahan Soekarno yang telah memulangkan tentara ke masyarakat sebanyak 100.000 orang dan memberhentikan 80.000 tentara yang dianggap tidak profesional.
C. Pada masa revolusi Indonesia, para bandit revolusi memang tidak semua pejuang adalah bandit atau tidak semua bandit adalah pejuang. Adapun alasan dari aksi pemberontakan para bandit itu adalah penolakan terhadap kebijakan rasionalisasi dan pembersihan orang-orang komunis pada masa pemerintahan Hatta yang telah memulangkan tentara ke masyarakat sebanyak 80.000 orang dan memberhentikan 50.000 tentara yang dianggap tidak profesional.
D. Pada masa revolusi Indonesia, para bandit revolusi memang tidak semua pejuang adalah bandit atau tidak semua bandit adalah pejuang. Adapun alasan dari aksi pemberontakan para bandit itu adalah penolakan terhadap kebijakan rasionalisasi dan pembersihan orang-orang komunis pada masa pemerintahan Hatta yang telah memulangkan tentara ke masyarakat sebanyak 100.000 orang dan memberhentikan 70.000 tentara yang dianggap kompeten.
E. Pada masa revolusi Indonesia, para bandit revolusi memang tidak semua pejuang adalah bandit atau tidak semua bandit adalah pejuang. Adapun alasan dari aksi pemberontakan para bandit itu adalah penolakan terhadap kebijakan rasionalisasi dan pembersihan orang-orang komunis pada masa pemerintahan Hatta yang telah memulangkan tentara ke masyarakat sebanyak 100.000 orang dan memberhentikan 80.000 tentara yang dianggap tidak profesional.
Problems 13-16 are based on the following passage.
In fall 1994, Ford introduced the Ford Contour and Mercury Mystique in the United States–the same basic mid-size car it introduced in Europe in 1993 under the name of Mondeo. Intended to be Ford’s world car, it took six years to develop at a cost of $6 billion–twice what Ford spent to develop its vastly successful Taurus and four times more than Chrysler spent on its Dodge/Plymouth Neon. Ford insisted that by developing and producing a single basic car for Europe and the United States, it saved about 25 percent of developing and producing a separate car for each side of the Atlantic, as it had done in the past. Consumer tastes had converged sufficiently, according to Ford, …[15] a single car would find lots of buyers everywhere, just as one menu is working around the world for McDonald’s. Building a world car is a most ambitious undertaking; in the past, only Volkswagen’s classic Beetle and Toyota’s Corolla have come close to succeeding.
For the exterior design, Ford commissioned clay models from its design studios in California, Michigan, England, and Italy–from which it developed a consensus model. After showing the model to consumer clinics in the United States, Ford chose to change the front and rear styling and put a larger trunk and more chrome on the U.S. version of the car. Still, the European and American versions have 75 percent of their parts in common. This was a far cry from Ford’s previous unsuccessful attempt in 1981 to build a common car for Europe and the United States (the Escort), which resulted in one of the grandest corporate foul-ups ever and led to European and American models that shared only two insignificant parts. Indeed, many experts still feel that a common car for the world market violated the basic marketing wisdom of the 1990s to get closer to customers. Ford, however, was confident that consumer tastes had converged sufficiently during the previous decade as to ensure the success of its world car.
- The paragraph following the passage will most likely deal with….
A. the increasing price of Ford’s cars
B. the details about Ford’s design
C. the type of customers that would buy Ford’s cars
D. the outcome of Ford’s cars sales and consumer tastes
E. Ford’s competitor - The main idea of the first paragraph is….
A. Ford’s world car
B. Ford’s new type of cars in the United States and Europe
C. Ford’s most ambitious undertaking
D. Ford’s basic car
E. Ford’s assumptions about consumer tastes - The best word that can fill in the blank is….
A. so that
B. because
C. thus
D. frankly
E. even though - Which of the following statements is true based on the passage?
A. Chrysler spent four times longer than Ford’s Contour and Mercury to develop the price of its car.
B. Ford chose to change the front and rear styling and put a larger trunk and less chrome on the U.S. version of the car.
C. The European and American versions of the car diverse by 25 percent.
D. Ford succeeded in building a common car for Europe and the United States in 1981.
E. Ford was not sure about consumer tastes.
Problems 17-20 are based on the following passage.
The most popular festival in Japan takes place from 1st-3rd January, and is called Ganjitsu, which means ‘the beginning of the year’. People believe that good or bad luck in the first few days of the year represents the luck you will have for the rest of the year. Ganjitsu is celebrated by ceremonial house cleaning, feasting, and by the exchanging of visits and presents. Most people put up special decorations at the entrance to their houses to keep out evil spirits. The main decoration is a sacred rope decorated with ferns, oranges, and lobster. All of these things are thought to bring good fortune, prosperity, and long life. Finally, no celebration is complete without mochi cake and zoni soup. Both the cake and the soup are made from traditional recipes.
- What is the topic of the passage?
A. Popular Japanese celebrations
B. Ganjitsu Festival
C. Japanese celebrations
D. Keeping up evil spirits in Japan
E. Good and bad luck in Japan - People in Japan does NOT celebrate Ganjitsu Festival by….
A. exchanging presents
B. visiting others
C. eating mochi cake and zoni soup
D. throwing a feast
E. cooking international foods - People put up special decorations at their houses to…
A. feed some animals with ferns, orange, and lobster
B. bring prosperity
C. catch good fortune
D. prevent evil spirits from coming
E. represent their luck of the year - From the text, we know that….
A. people in Japan believe in luck
B. Japanese people like to eat lobsters
C. the Ganjitsu Festival is held several times a year
D. putting up special decorations is not part of the festival
E. only the luck of the first day of the year will represent the luck you will have for the rest of the year
Demikian dulu yang bisa admin bagikan buat adik-adik yang mau mengikuti UTBK-SBMPTN Tahun 2022, semoga bermanfaat !